Manuskrip al-Qur’an di Thailand Selatan
Koleksi dan Migrasi
Abstrak
Thailand Selatan merupakan komunitas muslim yang kuat menjaga tradisi Islamnya. Warisan intelektual Islam, termasuk salinan mushaf Al-Qur’an dahulu banyak terdapat di pondok-pondok dan permukiman sekitar masjid tua—dan belakangan ini, museum. Penelusuran manuskrip Al-Qur’an di Thailand Selatan tampaknya belum pernah dilakukan. Artikel ini menelusuri tiga tempat koleksi manuskrip Al-Qur’an di museum dan masyarakat, yaitu Museum Al-Qur’an dan Manuskrip Lama di Narathiwat, Masjid Telok Manok, dan Masjid Bankuanlangnga, Pattani. Berdasarkan informasi lapangan, tergambar adanya migrasi manuskrip Al-Qur’an—di samping naskah keagamaan lainnya—sejak dasawarsa 1980-an keluar dari Thailand Selatan, dan kini menjadi koleksi beberapa lembaga publik dan pribadi terutama di Malaysia dan Brunei. Sebaliknya, belakangan ini, sejak ada usaha pendirian Museum Al-Qur’an di Narathiwat, ada upaya untuk mengembalikan sejumlah manuskrip Al-Qur’an ke Thailand Selatan. Namun, seperti tampak dari koleksi baru di Museum Al-Qur’an, kebanyakan manuskrip Al-Qur’an tersebut berasal dari Jawa, dan bukan manuskrip Al-Qur’an asli Thailand Selatan.
##plugins.generic.usageStats.downloads##
Referensi
Akbar, Ali. 2015. “The Influence of Ottoman Qur’ans in Southeast Asia through the Ages.” In From Anatolia to Aceh: Ottomans, Turks and Southeast Asia, ed. A.C.S. Peacock & Annabel Teh Gallop. Oxford University Press, 311–34.
Bougas, Wayne. 1990. “Patani in the Beginning of the XVII Century.” Archipel 39: 113–38.
Gallop, Annabel Teh. 2004. “An Acehnese Style of Manuscript Illumination.” Archipel 68: 193–240.
———. 2005. “The Spirit of Langkasuka? Illuminated Manuscripts from the East Coast of the Malay Peninsula.” Indonesia and the Malay World 33(96): 113–82.
———. 2010. “Palace and Pondok: Patronage and Production of Illuminates Manuscripts on the East Coast of the Malay Peninsula.” In Warisan Seni Ukir Melayu/ Legacy of the Art Old Malay Woodcarving, ed. Zawiyah Baba. Bangi: Universiti Kebangsaan Malaysia, 143–62.
———. 2012. “The Art of the Qur’an in Java.” Suhuf 5(2): 215–29.
———. 2017. “Fakes or Fancies? Some ‘Problematic’ Islamic Manuscripts from South East Asia.” Manuscript Cultures 10: 101–28.
Gallop, Annabel Teh, and Ali Akbar. 2006. “The Art of the Qur’an in Banten: Calligraphy and Illumination.” Archipel 72: 95–156.
Jaeni, Ahmad, and Muhammad Musadad. 2018. “Tipologi Mushaf Kuno Nusantara di Brunei Darussalam: Kajian Atas Manuskrip Al-Qur’an Koleksi Arkib Negara.” Suhuf 11(2): 215–36.
Mackintosh-Smith, Tim, ed. 2003. The Travels of Ibn Battutah. London: Picador.
Riddell, Peter G. 2002. “Rotterdam MS 96 D 16: The Oldest Known Surviving Qur’an from the Malay World.” Indonesia and the Malay World 30(86): 9–20.
Syatri, Jonni, and Mustopa, eds. 2018. Mushaf Kuno Nusantara: Sulawesi dan Maluku. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an.
Wieringa, Edwin. 2014. "The Idea of an Old Qur’an Manuscript: On the Commercialization of the Indonesian Islamic Heritage." Heritage of Nusantara, 3(1): 1-16.
Zain, Dzulhaimi Md. (et al.). 2007. Ragam Hias Al-Qur’an di Alam Melayu. Kuala Lumpur: Utusan Publication
© Copyright CC BY-SA